Harta Terindah...

Share this history on :

Kemarin(2/6), saya dan keluarga baru saja pindah ke rumah baru, masih di daerah Tangerang. Kontrakan ini jauh lebih luas dari rumah sebelumnya. Alhasil, dana untuk pegangan bulan ini cukup terkuras, baik untuk sewa mobil hingga kebutuhan melengkapi rumah baru seperti beli lampu, ember dan benahi ini dan itu.

Nikmatnya menikah memang disitu. Apalagi kalau punya istri sholehah dan kreatif, uang Rp. 5000 perak bisa disulap jadi kebutuhan makan dari pagi, siang dan sore. Bagi Saya dan Istri saya, tiga ikat sayur bayam dan satu setengah potong tempe sudah cukup. Pagi hari Sayur Bening dan Tempe Goreng, Siangnya Sayur Bening dan Tempe Goreng dan malamnyapun begitu Sayur Bening Dan Tempe Goreng. Inilah keluarga saya, sederhana dan penuh rasa syukur.

Satu hal kenapa saya ikut merubah pola makan saya, karena Istri saya menjelaskan pola makan herbal ala thibbun nabawi. Maklum dia termasuk salah satu member sebuah bisni herbal bernama HPA. Istri saya bilang kalau makan daging kebanyakan, sebenarnya daging itu makanan sell kanker. Sejak saat itu sekeluarga kami sepakat untuk hanya mengkonsumsi sayur mayur, kalaupun ada daging biasaya istri saya memprioritaskan untuk menyediakan ikan saja di rumah.

Selalu Ada Jalan Keluar...

Berangkat ke kantor sekarang saya hanya perlu berjalan kaki, karena rumah saya tidak jauh dari tempat saya bekerja. Gelisahnya adalah, karena ember kami ketinggalan di kontrakan lama dan jaraknya lumayan jauh. Padahal ember ini sangat vital untuk mencuci baju bagi Istri saya. Butuh uang untuk membeli ember baru, padahal jika dihitung, uang yang ada saat ini untuk membeli ember tentunya akan mengganggu anggaran biaya makan keluarga hingga akhir bulan ini, ditambah anggaran yang ada inipun, sebenarnya sudah terpakai sebagian untuk biaya pindahan rumah.

Sekali lagi, dan berulang ulang kali, Allah menjaga saya, saya yakin Dia pasti akan tetap menjaga saya kali ini.

Mikir - mikir...kira kira akan ada pemasukan halal dari mana hari ini? hari libur, motor rusak. Tapi tetap tidak boleh pesimis. Di Kantor, saat sedang fokus mempersiapkan program kerja, yang akan dibahas saat Rapat Kerja Tahunan minggu depan, saya teringat dengan rekening saya. Setelah saya buka ternyata jumlah rekening saya sudah ada di atas Rp. 100.000.

Lalu saya kontak, tim managemen The Roots Of Madinah, setelah dapat penjelasan. ternyata ada sahabat yang memesan CD Album ketiga saya, dia sudah transfer uang. Setelah mendapat izin dari managemen, saya ke bank. Mencairkan dana Rp 50.000.

Saat Dzuhur tiba, seusai sholat, saya berangkat ke rumah. Istri saya bingung tiba - tiba saya mengajaknya ke pasar Ciputat. Di sana saya langsung memilihkan dia sebuah ember yang dia butuhkan untuk mencuci dan menaruh pakaian kotor. Saya tahu, dia masih butuh keperluan lain untuk dapurnya.

Namun sekali lagi, dia tetap seorang istri yang mempesona bagi saya, bukan karena kecantikan jasadnya, tapi betapa ia memiliki kepribadian yang kuat. Hal - hal yang sering ia tanyakan lebih dulu dirumah bukanlah tuntutan rumah tangga, tapi biasaya ia bertanya tentang perkembangan dakwah saya baik di organisasi ini atau di organisasi itu, atau di komunitas ini dan di komunitas itu. Bahkan dia selalu rutin menjadi teman sharing saya mengenai perkembangan band saya dan dakwah dan di komunitas musik yang sedang kami bangun bersama kawan - kawan.

Allah Beserta Kita

Beginilah kami menjalani jalan perjuangan ini, belajar untuk terus mengembangkan diri. Belajar untuk bangkit dari keterplesetan langkah langkah kami sebelumnya. Namun dalam proses itu, hal terindah bagi saya dan istri saya bukan karena kebutuhan ekonomi yang lebih dari cukup.

Yang terpenting adalah, kami tetap ada di garis depan bersama dakwah ini. Kami tetap menjadi bagian dari komponen vital penggerak dakwah ini. Disinilah gairah itu kami rasakan, inilah yang kami sebut PASSION OF DAKWAH. Untuk bekerja di lahan dakwah, kita perlu mencintai dakwah itu sendiri lebih dari diri kita.

Berat rasanya mengeluarkan modal berpuluhan juta, untuk merilis album demi album dari solo rap saya. Sama seperti ketika saya harus membiayai dari kocek pribadi saya untuk proses latihan dan rekaman The Roots Of Madinah, band rock terbaru saya. Tapi sekali lagi. Bagi saya keutamaan jihad itu ada pada kekuatan dana. Dan saya amat yakin itulah kenapa semua ayat Jihad di dalam Al Qur'an selalu memerintahkan pengorbanan itu dimulai dari 'Harta Dan Jiwamu" bukan dari "Jiwa dan Hartamu".

Itulah kenapa di setiap peperangan, Rasulullah Saw juga menyeleksi para sahabat. Bahkan seorang Abu Dzar Al Ghifari ra, pernah tidak di izinkan ikut berjihad, karena ia tidak memiliki perbekalan untuk makan. Dan karena larangan itulah, Abu Dzar sekuat tenaga tetap memilih berangkat jihad dan menjadikan sisa sisa pelepah kurma sebagai bekalnya.

Abu Dzar Al Ghifari-pun tetap berangkat Jihad, dengan kerja keras mengumpulkan pelepa kurma sisa masyarakat yang ditemukannya, sebagai bekal hidupnya selama menemani pasukan Rasulullah Saw selama berbulan bulan.

Dari itu semuanyalah, energi kami hidup. Hari ini ada banyak orang mendownload lagu saya gratis, secara hitung hitungan bisnis kerugian itu amat sangat dirasakan oleh para pemodal. Namun dalam hal yang lain saya tetap menyerahkan ke Allah, bahwa dalam setiap keikhlasan itu ada nilai amal sholeh, maka biarlah itu jadil ladang sedekah bagi kami yang mungkin sangat kurang dalam bersedekah. Dan biarlah Allah lebih tahu apa yang kami butuhkan, sungguh Dia Maha Mencukupi semua kebutuhan kita.

Tidak ada yang berubah, dan di dalam situasi seperti inipun tidak ada kegetiran yang kami rasakan. dan inipun bukanlah sebuah kesusahan hidup bagi saya dan keluarga. Karena dalam kondisi seperti inilah mental dan keteguhan kami di upgrade, untuk terbiasa dalam kondisi kondisi yang 'menegangkan'. Bukankah para mujahidin di Palestina, Afghanistan, Iraq dan belahan dunia yang lain memiliki hidup yang jauh lebih sulit dari kami yang harusnya bisa lebih bersyukur kepada Allah Swt ?


Hak Cipta Tetap Milik Allah


Bingunglah para sahabat saya, yang terus menerus menekan saya untuk membiasakan budaya ANTI PEMBAJAKAN ke komunitas pendengar saya. Saya berkata, jangan korbankan Hukum Syara dengan sebuah kepanikan finansial, yang sebenarnya semua itu bermuara dari kebodohan kita yang tidak mampu mengembangkan diri kita secara finansial. Jangan korbankan para fans, pendengar dan pengikut setia perjuangan kita ini, demi sebuah obsesi finansial yang sebenarnya bisa kita kembangkan dengan pola yang berbeda. Rizki itu datangnya dari Allah bukan dari Manusia...

Kesalahan terbesar, para pebisnis Islam bukan dari ancaman pembajakan itu sendiri. Bagi saya ketidakmampuan membangun kesadaran untuk mensupport produk islam atas dasar pemahamanan bahwa dakwah dan jihad itu membutuhkan dana adalah buah warisan dari kurang sadarnya para pebisnis muslim untuk mengelola bagian pemikiran yang satu ini.

karena saya yakin, jika memang seorang pebisnis muslim ingin mengembangkan bisnis salah satunya dengan tujuan untuk mensupport dakwah dengan pendanaan, Seorang mujahid pastilah akan membeli produknya yang orisinal karena ia paham dan kenal dengan bisnisman muslim itu. Namun jika ada produk islam yang masih di bajak dan sebagainya, ada dua hal yang harus di evaluasi dari pihak pebisnis itu.

Yang pertama adalah, tidak ada hubungan emosional antara si pebisnis dengan konsumen. Karena bisa jadi konsumen tersebutpun tidak memiliki pemahaman yang dalam terhadap pentingnya peran bisnis untuk menopang sebuah laju mobilisasi dakwah itu. harusnya yang bertanggung jawab membina, menjelaskan dan mengarahkan konsumen seperti ini adalah pebisnis muslim yang bersangkutan tersebut. Itulah ladang dakwah penting bagi bisnisman tersebut..

Yang kedua adalah, jika bisnis dalam label islam diniatkan hanya untuk memperkaya diri sendiri, atau bisnis tersebut hanya dibangun dengan melihat dakwah sebagai sebuah pasar untuk mengeruk keuntungan semata. Maka tentu inilah yang saya sebut kapitalisasi dakwah, Bungkusnya Dakwah cara berpikir dan tujuannya adalah kapitalisme. Orang - orang yang membangun dakwahnya atas niat yang tulus karena Allah tentulah tidak perlu khawatir akan rejeki dari Allah, pastilah dari beragam orang yang mendownload (baca : membajak) karya dan hasil produksinya itupun akan tetap sebanding dengan. Karena setiap isi yang dibajak itu adalah kebaikan, maka disitulah seorang beriman harus yakin bahwa janji Allah itu pasti!

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).(Al An'am : 160)

Namun jika, dibajak saja sudah takut rugi, takut bangkrut takut tidak balik modal. Mungkin niat dan keteladan militansi kita ini memang perlu di muhasabah ulang.

Pada akhirnya, seusai maghrib di kantor. Teman saya yang berposisi sebagai security di kantor membuka tas plastik hitam berisi es kelapa hijau dan gorengan seharga Rp. 5000. Habis memakan satu gorengan, sedikit minum air Es kelapa Hijau. Saya langsung izin pulang, di bertanya

"ente mau kemane?"

"Pulang...!"

"Sholat Maghrib disini Aja" Jawab dia

"Ngak ah, masak ane makan enak, istri ane ngak makan enak..ane mau ngimamin sholat di rumah aja..assalammualaikum..."

setelah itu dia menjawab salam saya sambil senyum. Saya mampir ke tukang gorengan, lalu pulang. Berjamaah bersama, setelah hari yang sederhana ini menjadi sangat indah dengan senyum si kecil, ditemani sayur bening, tempe goreng juga gorengan tahu dan bakwan. Inilah hidup, ia menjadi indah dengan rasa syukur, ia semakin sempurna dengan do'a dan ikhtiar..masya Allah.

Malamnya sebelum tidur, sikecil tertidur lebih dulu. Saya mencium keningnya, sambil diperhatikan istri saya. Lalu saya berkata sambil menatap mata Istri saya. "Suatu saat kita akan berpisah, dan kebersamaan malam ini belum tentu ada lagi"

Istri saya reaksioner, "kok ngomongnya begitu?"

"Iya, di akhirat nanti, kita jalan sendiri sendiri, bahkan disana kita mungkin tidak saling mengenal dan tidak perduli, bahkan kepada si kecil"

Istri saya hanya tertidur memeluk guling. Saya dengar ia menangis, lalu saya mendekatinya. lalu membelainya sambil berkata "jagalah amal keluarga ini, semoga Allah memaafkan semua kesalahan kita, juga Semoga Allah mempertemukan kita kembali di SurgaNya yang abadi, itulah hidup yang sesungguhnya"

Stay Strong! Allah Beserta Kita!!

Thufail Al Ghifari - Rempoa, 3 Juni 2011

Photobucket